Kisah Nabi Muhammad, Sejarah Panjang Perjalanan Hidup hingga Wafat

 



Maulid Nabi Muhammad setiap tahunnya selalu berbeda dalam kalender Masehi. Hanya pada kalender Hijriah yang tetap jatuh pada 12 Rabiul Awal.

Nabi Muhammad pun disebut sebagai utusan Allah yang menjadi teladan seluruh umat di dunia, baik dari zaman kenabian hingga zaman modern saat ini.

Nabi Muhammad merupakan nabi paling akhir yang diutus Allah untuk menuntun umat di dunia. Di mana, Allah menjadikan Muhammad sebagai nabi penutup.

Sebagai utusan Allah paling akhir, Nabi Muhammad menyempurnakan ajaran Allah yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya.

Seperti dilansir dalam situs NU, sebagai nabi terakhir, perjalanan Nabi Muhammad tidak lepas dari upaya menyeru seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah dan menunjukkan mereka jalan yang lurus dalam urusan dunia maupun akhirat.

Sama seperti nabi-nabi sebelumnya, Muhammad pun mendapatkan wahyu yang luar biasa dari Allah SWT. Tetapi berbeda, Allah memberikan wahyu berupa petunjuk bagi Muhammad untuk membaca kitab suci Al-Qur'an agar terang dalam menjalani kehidupan.


Kisah Nabi Muhammad yang pertama harus diketahui adalah soal kelahirannya. Kala itu, kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan peristiwa pasukan gajah yang tengah berusaha merobohkan Ka’bah.

Pada saat itu, Allah mengirimkan burung-burung ababil untuk menjatuhkan batu-batu pembawa wabah penyakit kepada pasukan Gajah yang sedang berupaya menghancurkan tempat suci dan bersejarah umat Islam, Ka’bah.

Di tahun Gajah inilah, Nabi Muhammad lahir di Makkah dan besar sebagai anak yatim karena Ayah Nabi Muhammad, Abdullah telah wafat sebelum Nabi Muhammad lahir. Nabi Muhammad dididik dan dibesarkan oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah.

Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Nabi Muhammad dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.

Namun tak berselang lama, setelah dua tahun bersama sang kakek tercinta, Nabi Muhammad harus rela ditinggalkan kakek yang turut membesarkannya.

Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Meskipun hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, namun Abu Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan bersedekah kepada sesama.

Komentar

Postingan Populer